Warisan Tatapanmu from Rapuh by Mia Blendel

Mentari sore sinari laman
Anakku berlari, tawa riangnya memecah sunyi
Langkahnya ringan, dunianya penuh warna
Dan untuk sekejap, duniaku berhenti
Saat ia palingkan wajahnya padaku
Dengan tatapan jenaka yang dulu kukenal
Bukan miliknya, tapi milikmu

Kulihat lagi wajah yang telah lama pergi
Dalam bentuk matanya, dalam lekuk senyumnya, anakku
Caramu memiringkan kepala saat bertanya
Kini hidup lagi dalam gerak-geriknya yang tak tahu apa-apa
Ini rindu yang manis, sekaligus luka yang teramat dalam
Air mata ini jatuh, entah untuk siapa
Untuk dia yang kusambut, atau kau yang kulepas dengan enggan

Ia merajuk, bibir mungilnya tertekuk
Sama persis seperti keras kepalamu dulu
Saat kita berdebat tentang hal-hal yang kini terasa lucu
Ia tak mengerti tatapanku yang tiba-tiba menjauh
Menembus dirinya, ke sebuah ruang dan waktu
Di mana kau masih di sini, tertawa di sampingku

Kulihat lagi wajah yang telah lama pergi
Dalam bentuk matanya, dalam lekuk senyumnya, anakku
Caramu memiringkan kepala saat bertanya
Kini hidup lagi dalam gerak-geriknya yang tak tahu apa-apa
Ini rindu yang manis, sekaligus luka yang teramat dalam
Air mata ini jatuh, entah untuk siapa
Untuk dia yang kusambut, atau kau yang kulepas dengan enggan

Mungkin ini caramu untuk tak pernah benar-benar hilang
Sebuah warisan tak kasat mata yang kau titipkan
Kau pinjamkan serpihan dirimu pada buah hatiku
Agar aku tak pernah lupa, agar aku tak merasa sendirian
Apakah kau tersenyum dari sana, melihat dirimu hidup kembali?

Di dalam dirinya...
Kau bernapas lagi...
Kupeluk tubuh mungilnya erat
Dan dalam dekapan itu, aku memelukmu sekali lagi
Kau tak pernah pergi
Tidak akan pernah pergi.

• Folk
• alt indie folk
• indie
• indie folk
• indonesia
• indonesian
• Bandung